Pemilihan Umum Tahun 1955
Pemilihan umum di era Orde Lama adalah suatu proses pemilihan yang dijalankan pada masa pemerintahan Presiden Soekarno di Indonesia. Era ini ditandai dengan berbagai peristiwa penting dalam sejarah politik Indonesia, seperti Pemilihan Umum 1955 yang menjadi pemilihan umum pertama setelah kemerdekaan Indonesia, dan juga Pemilihan Umum 1959 yang menjadi pemilihan umum kedua di Indonesia.
Pada masa itu, Indonesia menerapkan sistem demokrasi parlementer, di mana pemilihan umum diadakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Namun, meskipun Indonesia secara resmi merupakan negara demokratis, pada kenyataannya proses pemilihan umum di era Orde Lama banyak terjadi pelanggaran dan manipulasi.
Baca lainnya: Pengangkatan Soedirman Menjadi Panglima TKR
Kecurangan Pemilu Tahun 1955
Salah satu contoh pelanggaran yang terjadi adalah pada Pemilihan Umum 1955, di mana terjadi kecurangan dalam penghitungan suara. Hal ini dilakukan oleh pihak-pihak yang ingin mengamankan kemenangan bagi partai politik yang didukungnya. Kecurangan tersebut mengakibatkan hasil pemilihan umum menjadi tidak akurat dan memicu protes dari berbagai pihak.
Baca lainnya: Pak Tino Sidin, Seniman Legendaris
Pemilu Tahun 1959
Pada Pemilihan Umum 1959, terjadi perubahan dalam aturan pemilihan umum. Pada pemilihan umum kali ini, pemilih hanya memilih satu partai politik saja, dan partai politik yang memperoleh suara terbanyak akan mendapatkan kursi di DPR. Namun, aturan ini juga berpotensi menimbulkan kecurangan karena partai politik dapat menggunakan berbagai cara untuk mempengaruhi pemilih agar memilih partai politik tertentu.
Baca lainnya: Biografi Singkat Jenderal Ahmad Yani Pahlawan Revolusi Korban G30 S/PKI
PNI Menjadi Partai Peserta Pemilu yang Dominan
Di era Orde Lama, Partai Nasional Indonesia (PNI) menjadi partai politik yang dominan. PNI didirikan pada tahun 1927 oleh Soekarno dan merupakan partai politik yang menentang kekuasaan kolonial Belanda. PNI memenangkan Pemilihan Umum 1955 dan menjadi partai politik terbesar di DPR. Namun, pada Pemilihan Umum 1959, PNI mengalami kekalahan karena banyak pemilih yang beralih dukungannya ke partai politik lain.
Baca lainnya: Biografi Singkat Prof. Dr. Machfud MD
Pemilu 1965, Pemilu Terakhir Presiden Soekarno
Pemilihan Umum 1965 di era Orde Lama menjadi pemilihan umum terakhir yang diadakan sebelum jatuhnya Soekarno dan berakhirnya era Orde Lama. Pemilihan umum tersebut kembali dimenangkan oleh PNI meskipun dengan suara yang berkurang dari pemilihan umum sebelumnya.
Pemilihan umum di era Orde Lama mengalami banyak kecurangan dan manipulasi. Hal ini terjadi karena banyak partai politik yang berlomba-lomba untuk memenangkan kursi di DPR dan DPD. Meskipun demikian, proses pemilihan umum ini tetap menjadi sejarah penting bagi Indonesia karena menjadi awal bagi perkembangan demokrasi di Indonesia.
Namun, pada akhirnya, kecurangan dalam pemilihan umum di era Orde Lama juga memicu protes dan perlawanan dari masyarakat. Salah satu contohnya adalah peristiwa G30S/PKI pada tahun 1965, di mana sekelompok anggota militer dan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) melakukan kudeta yang gagal dan menyebabkan Soekarno terguling dari kekuasaan.
Baca lainnya: Kisah Letjend S. Parman dan Kakaknya Sakirman
Pemilu Era Orde Baru
Setelah kejadian tersebut, Indonesia beralih ke era Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto. Di bawah pemerintahan Orde Baru, sistem demokrasi di Indonesia tidak berjalan dengan baik karena partai politik dibatasi dan dibawah kendali pemerintah. Pemilihan umum yang diadakan di era Orde Baru juga sering dikritik karena dianggap tidak adil dan banyak terjadi kecurangan.
Baca lainnya: Biografi Singkat Basuki Abdullah Pelukis Legendaris Indonesia
Era Reformasi Tahun 1998
Baru pada era Reformasi di tahun 1998, Indonesia benar-benar mengalami perubahan signifikan dalam sistem demokrasi dan pemilihan umum. Di era Reformasi, Indonesia beralih ke sistem demokrasi langsung dan mengadopsi sistem pemilihan umum dengan metode pemungutan suara langsung yang dilakukan secara terbuka dan adil. Hal ini berdampak positif pada pelaksanaan pemilihan umum di Indonesia karena terbukti dapat memperoleh hasil yang lebih akurat dan sesuai dengan kehendak rakyat.
Meskipun pemilihan umum di era Orde Lama banyak mengalami kecurangan dan manipulasi, namun hal ini juga menjadi sejarah penting dalam perkembangan demokrasi di Indonesia. Pemilihan umum di era Orde Lama menjadi tonggak awal bagi Indonesia dalam menjalankan sistem demokrasi dan memberikan pelajaran bagi generasi selanjutnya tentang pentingnya menjalankan proses pemilihan umum secara adil dan jujur.
Baca lainnya: Sejarah Berdirinya Museum Satria Mandala